<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4592637172762330"
crossorigin="anonymous"></script>
Setelah beberapa hari sebelumnya singgah di 0 km Banyuwangi, kali ini kami berencana menuju 2 kota di utara Jember. Perjalanan naik motor menuju Bondowoso dan Situbondo, sambil mencari 0kilometer juga singgah melihat museum kereta api Bondowoso dan bekas stasiun Situbondo dan yang paling asyik yaitu menuju monumen 1000km Anyer - Panarukan yang fenomenal.
Perjalanan ditempuh sekitar 2jam dari Jember menuju Situbondo, karena motoran santai tanpa terburu buru. Setelah melintasi kota Situbondo, kami langsung mengarahkan motor menuju Panarukan yang tidak seberapa jauh dari pusat kota.
Letak monumen Anyer Panarukan tepat di pinggir jalan sebelah kanan.
Inilah monumen yang dibangun untuk mengenang sejarah kelam bangsa kita, dimana rakyat Indonesia disuruh kerja paksa untuk membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan, di sinilah jalan tersebut berakhir. Banyak korban rakyat kita yang meninggal saat pembangunan jalan ini, karena itu jangan lupa kita berdoa untuk para nenek moyang kita yang telah gugur dan menjadi korban kerja paksa Anyer Panarukan.
Setelah puas kita narsis di monumen 1000km, kita meluncur kembali ke pusat kota Situbondo.
Di kota Situbondo ini, aku teringat beberapa tahun lalu saat sering mengunjungi kota ini, tepatnya di RSUD Abdoer Rahem. Ketika itu ada pekerjaan sertifikasi ISO 9001 untuk rumah sakit tersebut.
Ketika sampai diseberang kantor Bupati Situbondo di jalan Jendral Sudirman Situbondo, kami berhenti sejenak. Tolah toleh kanan kiri, akhirnya kita menemukan letak patok 0km Situbondo.
Tepat di depan sebuah toko "DAMAI" yang menyediakan buku, perlengkapan sholat dan kitab inilah berdiri sebuah patok 0km yang kita cari.
Sekali lagi pengalaman yang kami peroleh, ternyata tidak selamanya 0km itu berada tepat di alun alun sebuah kota atau di depan kantor pos besar. Terbukti dengan letaknya 0km Situbondo ini yang berada sekitar 500meter dari alun alun atau kantor pos Situbondo.
Setelah gantian narsis di patok 0km ini, kami melanjutkan perjalanan menuju bekas stasiun Situbondo yang terletak tidak jauh dari pusat kota. Bangunan yang masih berdiri kokoh tapi mangkrak cenderung mengenaskan. Padahal suasana pemandangan sekitar bagus untuk dijadikan obyek wisata kereta uap
Semoga kelak pihak PT. KAI bisa bekerja sama dengan pemda setempat bisa mengaktifkan kembali jalur kereta atau setidaknya merevitalisasi bangunan stasiun Situbondo ini.
Setelah mengelilingi area bekas stasiun Situbondo, kamipun meninggalkan kota Situbondo ini untuk menuju kota Bondowoso.
Jangan lupa kalau melintas di Situbondo, untuk sekedar singgah di kota kecil ini. Ada wisata religi, kuliner dan sejarah yang bisa kita peroleh disini.
Sampai jumpa di petualangan 0km berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar