Kamis, 27 September 2018

Titik 0 km Situbondo


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4592637172762330"
     crossorigin="anonymous"></script>

Perjalanan kali ini melintasi timur pulau Jawa, kebetulan pas ada acara nonton Jember Fashion Carnival di kota Jember.
Setelah beberapa hari sebelumnya singgah di 0 km Banyuwangi, kali ini kami berencana menuju 2 kota di utara Jember. Perjalanan naik motor menuju Bondowoso dan Situbondo, sambil mencari 0kilometer juga singgah melihat museum kereta api Bondowoso dan bekas stasiun Situbondo dan yang paling asyik yaitu menuju monumen 1000km Anyer - Panarukan yang fenomenal.
Perjalanan ditempuh sekitar 2jam dari Jember menuju Situbondo, karena motoran santai tanpa terburu buru. Setelah melintasi kota Situbondo, kami langsung mengarahkan motor menuju Panarukan yang tidak seberapa jauh dari pusat kota.
Letak monumen Anyer Panarukan tepat di pinggir jalan sebelah kanan.
Inilah monumen yang dibangun untuk mengenang sejarah kelam bangsa kita, dimana rakyat Indonesia disuruh kerja paksa untuk membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan, di sinilah jalan tersebut berakhir. Banyak korban rakyat kita yang meninggal saat pembangunan jalan ini, karena itu jangan lupa kita berdoa untuk para nenek moyang kita yang telah gugur dan menjadi korban kerja paksa Anyer Panarukan.
Setelah puas kita narsis di monumen 1000km, kita meluncur kembali ke pusat kota Situbondo.
Di kota Situbondo ini, aku teringat beberapa tahun lalu saat sering mengunjungi kota ini, tepatnya di RSUD Abdoer Rahem. Ketika itu ada pekerjaan sertifikasi ISO 9001 untuk rumah sakit tersebut.
Ketika sampai diseberang kantor Bupati Situbondo di jalan Jendral Sudirman Situbondo, kami berhenti sejenak. Tolah toleh kanan kiri, akhirnya kita menemukan letak patok 0km Situbondo.
Tepat di depan sebuah toko "DAMAI" yang menyediakan buku, perlengkapan sholat dan kitab inilah berdiri sebuah patok 0km yang kita cari.
Sekali lagi pengalaman yang kami peroleh, ternyata tidak selamanya 0km itu berada tepat di alun alun sebuah kota atau di depan kantor pos besar. Terbukti dengan letaknya 0km Situbondo ini yang berada sekitar 500meter dari alun alun atau kantor pos Situbondo.
Setelah gantian narsis di patok 0km ini, kami melanjutkan perjalanan menuju bekas stasiun Situbondo yang terletak tidak jauh dari pusat kota. Bangunan yang masih berdiri kokoh tapi mangkrak cenderung mengenaskan. Padahal suasana pemandangan sekitar bagus untuk dijadikan obyek wisata kereta uap

Semoga kelak pihak PT. KAI bisa bekerja sama dengan pemda setempat bisa mengaktifkan kembali jalur kereta atau setidaknya merevitalisasi bangunan stasiun Situbondo ini.
Setelah mengelilingi area bekas stasiun Situbondo, kamipun meninggalkan kota Situbondo ini untuk menuju kota Bondowoso.
Jangan lupa kalau melintas di Situbondo, untuk sekedar singgah di kota kecil ini. Ada wisata religi, kuliner dan sejarah yang bisa kita peroleh disini.
Sampai jumpa di petualangan 0km berikutnya

0 kilometer Cirebon

Setelah meluncur ke 0km kota tetangga di Indramayu, sekarang saatnya mencari dan menuju lokasi 0km Cirebon. Kota yang terkenal dengan kuliner nasi jamblang dan empal gentongnya, berjarak 55 km dari patok 0km Indramayu. 
Kota Cirebon lebih ramai daripada Indramayu karena selain dilewati jalur pantura, juga wisata sejarah dan religi lebih banyak ditemukan di Cirebon. Dari makam Sunan Gunung Jati sampai beberapa keraton di Cirebon.
Siang itu kami meluncur menuju Cirebon mengendarai motor cs 1 om Eko Pandji. salah satu sesepuh HCSTI Chapter Purbalingga. Beliau terpaksa boncengan dengan juniornya yaitu Aji Gara Gara Cysers. Berempat kami menuju sekitar stasiun Prujakan, karena dari sinilah nanti aku dan istri pulang menuju Klaten.
Kami pun berpisah disini, berdua dengan istri kami mulai menyusuri jalanan Cirebon. Tempat pertama yang kami tuju adalah Kraton Kacirebonan dimana disini kita bisa menikmati sajian khas berselera yaitu Nasi Bogana. Harga yang cukup murah ditawarkan dari Pawon Bogana untuk nasi khas keraton Kacirebon.


Setelah puas menikmati nasi Bogana dan masuk ke museumnya, kami berdua mengarahkan motor menuju lokasi dimana tempat 0km Cirebon berada.

Letak 0km Cirebon berada di jalan Yos Sudarso, tepat di depan Kantor Pos Cirebon, Di dekat area ini juga terdapat wisata Ade Irma Suryani Waterland.

Mungkin Cirebon 0 km ini salah satu patok 0 km yang berada persis di depan kantor Pos. 
Di patok ini tertulis "km Cr 0" yang menandakan patok Cirebon 0 km, disebelah kiri tertulis "Lsr 32" menandakan jarka Cirebon ke Losari adalah 32 kilometer.
Sedangkan di sisi kanan tetulis "Imu 56" menunjukkan bahwa jarak Cirebon ke Indramayu adalah 56 kilometer.

Silakan bagi yang mau melintas Cirebon atau bahkan singgah untuk beberapa waktu, bisa mengunjungi beberapa obyek wisata di kota Cirebon, baik wisata religi, kuliner, sejarah atau wisata umum.
Sampai jumpa di pertemuan 0km kota kota berikutnya. 



Sabtu, 21 April 2018

Titik 0 km Indramayu

Perjalanan kali ini menuju pesisir pantura Jawa Barat, yang terkenal dengan beberapa wisata pantainya. Kota Indramayu yang kadang disebut juga Dermayu, berpusat pemerintahan di Indramayu tetapi wilayah Jatibarang dan Hargeulis yang lebih ramai karena 2 kecamatan ini dilewati jalur kereta api dan jalur pantura. Meskipun Indramayu termasuk dalam wilayah Jawa Barat dalam hal ini tanah Sunda tetapi bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Cirebon dialek Indramayu.
Dan 0 kilometer Indramayu sendiri berada di jalan Jendral S. Parman berdekatan dengan Masjid Raya dan Alun Alun Indramayu.
Inilah patok 0 km Indramayu yang letaknya di depan bangunan tak berpenghuni. Di area patok ini tiap sore ada pkl yang mangkal ( kebetulan pas sesi pemotretan ini pklnya lagi berbenah 😁😁).
Dan tak jauh dari patok 0km ini, berdirilah sebuah tugu 0km yang dibangun pemerintah Indramayu.
Tugu 0km Indramayu yang berdiri cantik di pulau jalan pertemuan jalan Siliwangi - Jendral S. Parman. Salut buat pemerintah Indramayu yang membuat tugu 0km ini, selain untuk penanda titik awal jalan juga bisa jadi sarana tempat bernarsis ria dan eksis di medsos.
Sampai disini perjalanan 0km Indramayu ditulis, siap siap ketemu di perjalanan 0km kota berikutnya..
Salam Touring Wisata Religi Kuliner Sejarah....
😁😁

Kamis, 29 Maret 2018

Titik 0 km Probolinggo

Dalam perjalanan pulang dari Jember dan Lumajang, kami singgah di kota yang menjadi pertemuan arah dari Surabaya, Situbondo dan Lumajang.
Ya inilah Probolinggo, yang terkenal dengan pabrik kertasnya yaitu Leces. Dari pertigaan pos polisi Ketapang kami menuju arah kota sekitar 4km.
Tepat di depan sebuah restoran "Sumber Hidup" kami berhenti, karena di sinilah patok 0km Probolinggo berada. Tepat di jalan Panglima Sudirman dan di seberang hotel Tentrem.
Setelah berfoto bareng si batik dan 0km Probolinggo, kami keliling kota sejenak. Kalau mau beli oleh oleh, boleh mampir di pertigaan pos polisi Ketapang tadi. Berderet lapak oleh oleh khas tersedia disana, buka nonstop 24jam.
Tetap waspada dalam berkendara, baik naik motor atau mobil. Jangan lupa berdoa sebelum berangkat dan sebelum naik. Kalau lelah atau ngantuk bisa istirahat sebentar di hotel pertamina atau hotel merah putih atau minimart terdekat.
Sampai jumpa di 0km berikutnya. Salam Touring Religi, Kuliner dan Sejarah.


0 km Banyuwangi

Kali ini tujuan 0 km nya adalah kota paling timur di pulau Jawa, Banyuwangi tepatnya. Perjalanan kali ini kami lakukan dengan naik ular besi, kereta api Tawangalun Jember - Banyuwangi. Karena kami beli tiket langsung pp, berangkat sore pulang malam jadi kami harus memaksimalkan waktu yang tersedia.
Perjalanan ini dilakukan pas malam 17 Agustus, karena kami buta stasiun kereta api tujuan kami pun membuka maps untuk melihat stasiun terdekat dari jalan Jendral Sudirman, tempat patok 0km berada. Ternyata ada 2 pilihan yaitu stasiun Karangasem dan Argopuro. Dari 2 stasiun ini kami pilih berhenti di Karangasem, karena membaca dari testimoni di maps menyebutkan stasiun ini lebih ramai.
Dan ternyata benar, begitu kami turun dari kereta dan keluar dari peron di depan stasiun ada beberapa rumah yg menyediakan rental motor/mobil dan penginapan, ada juga warung makan disitu. Karena kami sudah pesan ojek online, kami berjalan keluar dari area stasiun.
Perjalanan dari stasiun Karangasem ke tempat 0km Banyuwangi tidak begitu lama, sekitar 15 menit. Patok 0km terletak di jalan Jendral Sudirman, posisinya diantara toko elektronik "Edison" dan sebuah warkop/cafe billiard.
Setelah mengabadikan diri di patok tersebut, kami menyebrang jalan menuju angkringan lesehan STMJ. Nama angkringan ini sesuai tempatnya, STMJ 0kilometer. Ngobrol bareng yg punya angkringan, dikira kami petugas statistik karena tujuan kami lihat patok 0km 😁😁.
Karena waktu sudah mulai beranjak malam dan gak mau ketinggalan kereta, kamipun balik arah kembali ke stasiun Karangasem. Sampai di stasiun Jember hampir tengah malam. Mungkin lain kali kami akan lebih lama mengeksplore Banyuwangi dan sekitarnya.
Sampai jumpa di 0 kilometer berikutnya. Jangan lupa bahagia, travelling dan jangan membuang sampah sembarangan.

Senin, 19 Maret 2018

Titik 0 km Lumajang

Perjalanan naik si batik dilakukan setelah lebaran 2015, ketika menuju kota Jember. Kali ini mampir kota sebelah yaitu Lumajang.
Jarak yang tidak jauh dari pertigaan Patung Jaran Kencak, kamipun membelokkan motor menuju pusat kota. Sampailah di dekat alun alun, tampak sebuah Monumen Adipura yang berdiri di tengah, pertemuan antara jalan Panglima Besar Sudirman dan Jendral Suprapto.
Tepat di sudut perempatan ini, di deretan pertokoan terlihat tugu kecil penanda jarak antar kota. Tugu yang disebut juga pal/patok ini sudah pudar warnanya.

Samar samar tertulis "L.Jang 0.00", "S.Baya 144.00" dan "Klakah 17.00".
Penanda jarak dari kota Lumajang di titik ini menuju KLakah dan Surabaya.
Tak jauh dari sini tepatnya arah ke timur kita akan menjumpai alun alun Lumajang.
Yang khas dari Lumajang adalah pisang agung dan olahannya, bisa dijumpai di pasar KLakah atau pasar lainnya.
Semoga dengan mengetahui patok pal 0 km Lumajang ini, kita bisa mengetahui sejarah kota Lumajang.
Semoga bertemu di titik 0 selanjutnya.

Titik 0 km Jember

Selamat datang kembali di blog saya yang khusus menelusuri patok 0km tiap kota. Kali ini kita ke timur pulau Jawa tepatnya di kota Jember. Kota yang terkenal juga dengan jajanan khas suwar suwirnya.
Perjalanan kali ini kami singgah dan menelusuri 0km kota kota sekitarnya.
Untuk 0km Jember terletak di jalan Sultan Agung dan berada di depan kantor Yayasan Masjid Baitul Amien, sedangkan masjidnya berada di seberang kantor ini.
Untuk menuju pal patok ini, kita bisa lewat dari jalan Sultan Agung Jember. Keberadaannya tepat setelah jembatan penyeberangan yang berada sebelum alun alun.
Di jalan ini pula tiap tahun ada pagelaran festival Jember Fashion Carnival yang merupakan karnaval besar kelas dunia.
Jangan lupa singgah di patok 0km apabila pas berada di kota Jember. Banyak kuliner yang bisa kita singgahi untuk sekedar incip incip atau buat oleh oleh, bisa meluncur ke jalan Trunojoyo yang berdiri dereta toko oleh oleh khas Jember dan sekitarnya.
Semoga dengan mengetahui keberadaan 0km Jember ini kita bisa melestarikan cagar budaya Indonesia.
Semoga bertemu di 0km selanjutnya....

Titik 0km Solo

Kali ini kita mengunjungi salah satu sentra perdagangan di Jawa Tengah, yang dikenal sebagai "Spirit of Java". Inilah Surakarta atau disebut juga Solo. Berbicara mengenai kota Solo yang terlintas pasti lagu "Bengawan Solo" dan Pasar Klewer, karena inilah termasuk ikon kota Solo.
Salah satu ikon kota Solo yaitu "Tugu Pemandegan", sebuah tugu yang digunakan sebagai media pemusatan titik fokus Sri Sunan ketika melakukan lenggah sinewaka di bangsal pagelaran. Tugu yang biasa disebut 0km Solo ini berada di pertemuan jalan Urip Sumoharjo, Jendral Sudirman dan jalan Arifin.
Letaknya yang ditengah pulau jalan paa di depan Balaikota membuat mata pengendar bisa melihat sekilas atau seksama keberadaan Tugu ini.
Meskipun tidak ada patok/pal tulisan 0km sebagai penanda batas awal jarak suatu kota, tetapi bagiku ini termasuk bangunan yang unik.
Untuk bisa menuju ke Tugu Pemandegan ini kita bisa melalui dari 3 arah nama jalan tadi, berdekatan dengan jembatan Pasar Gede.
Kalau pas berada di kota Solo, silakan singgah di Tugu Pemandegan ini sembari jalan jalan beli oleh-oleh di Pasar Gede. Jangan lupa pula menikmati sajian khas Bubur Lemu, Nasi Liwet yang merupakan makanan khas kota Solo.
Semoga dengan mengetahui keberadaan tugu pemandegan sekaligus titik 0km Solo ini, kita bisa melestarikan cagar budaya Indonesia.
Sampai jumpa di titik 0km selanjutnya...